PROBOLINGGO - Salah satu keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah KH. Faqih Zawawi.
Sosok Kiai Faqih sangat akrab pada santri di bawah tahun 2000 an. Selain sebagai sosok yang sangat tegas, pengawas pesantren, pula sebagai kepala Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ).
Saya tidak pernah berkomunikasi atau bertatap muka secara langsung dengan beliau. Hanya saja saya sangat sering mendapatkan cerita tentang kepribadian dan juga hal yang di miliki oleh Kiai Faqih berkait ilmu-ilmu silat dan juga Kanuragan. Entah yang bercerita itu telah mendapatkan ijazah ilmu-ilmu tersebut atau hanya sebatas mendapatkan cerita juga dari santri-santri yang lain.
Dulu waktu tahun 2000 an, saat itu saya baru mondok di Nurul Jadid apabila Kiai Faqih melintasi jalan sebelah asrama santri menuju MANJ, anak santri utamanya wilayah D tidak ada yang di luar kamar. Semuanya masuk ke kamar dengan segera.
Kiai Faqih, Kiai Faqih di luar sambil lari ke dalam kamarnya masing-masing. Saya belum tau mengapa santri itu bersembunyi di dalam kamar saat Kiai Faqih melewati jalan selatan wilayah tempat asrama santri.
Saya mencoba bertanya pada santri senior. Ia menjawab Kiai Faqih sosok yang disegani oleh santri baik santri senior maupun junior, kata Alm. Abdul Basid mantan kepala keamanan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Ketegasan beliau merupakan sesuatu yang sangat ditakuti, dan bahkan mungkin pula karena beliau memiliki asma' (bacaan-bacaan) yang membuat orang lain segan, " imbuhnya.
Terlepas dari itu, saya pun merasakan hal serupa. Saat nama Kiai Faqih disebut saya pada waktu itu sangat ketakutan.
Beliau pula sangat aktif di kepengurusan NU. Banyak pengurus NU utamanya di Kota Kraksaan sangat sungkan pada Kiai Faqih. Selain karena ketegasan, juga karena sikapnya yang sangat serius mengurus NU.
Berbekal pengalamannya di PMII, Kiai Faqih melanjutkan pengabdiannya di NU Cabang Kraksaan. Sejak menjadi pengurus NU beliau sangat aktif dan disiplin hingga akhirnya di beri amanah menjadi wakil ketua NU cabang Kraksaan. Karena Kiai Faqih sangat aktif dan kiprahnya di NU tidak diragukan lagi akhirnya beliau diangkat menjadi Ketua Tanfidziyah NU cabang Kraksaan. Tak berselang lama kemudian Kiai Faqih diangkat menjadi Rois Syuriah NU Cabang Kraksaan.
Sejak menjadi ketua tanfidziyah, Kiai Faqih sangat aktif mengawal kegiatan MWC. Semangat pantang menyerah selalu beliau tampakkan kepada pengurus NU.
Disisi lain, Kiai Faqih sangat tawadu' dan menghargai pendapat orang lain. Selagi pendapat itu bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara. Kiai Faqih selalu mendukungnya.
Kiai Faqih terkenal sangat ramah di NU, beliau tidak menampakkan sebagai keturunan "darah biru". Beliau lebih senang merakyat. Duduk bersama, berbicara tanpa beban. Karena dengan seperti itu NU akan jaya. Terbukti banyak program NU pada masa beliau yang dirasakan oleh semua pihak.
Oleh : Ponirin Mika*
*Ketua Lakpesdam MWCNU Paiton dan Anggota Community of Critical Social Research Probolinggo.